Habyby. Kamis, 7 Des. Aula menara lantai 8 dewan dakwah islamiyah Kramat Raya kemarin dan hari ini menjadi saksi, saat utusan dewan dakwah dari 34 provinsi dan mahasiswa mahasiswi STID M Nasir bersua, mempererat tali silaturahmi dan mendalami ilmu kristologi.
Di luar sana, tak henti hentinya, kaum kristiani di berbagai negara berusaha keras, cerdas dan culas agar umat islam mau berpindah agama. Mereka mengibaratkan diri mereka adalah gembala yang mengagumi ular dan merpati.
Untuk membentengi dari ancaman serius tersebut, umat muslim tidak cukup hanya hati hati, kecuali bila ingin berganti nabi. Sungguh benar benar rugi.
Materi kristologi pertama dibawakan Koh Dondy Tan Susanto. Seorang mualaf keturunan Tionghoa, Ia menjadi mualaf tanggal 25 juli 2014, setelah melalui pengembaraan panjang selama 7 tahun untuk mencari jati diri. Siapakah sebenarnya Ilahi.
Agama sebelumnya adalah agama Kristen Protestan, dengan berjalannya waktu dan kecerdasan, Koh Dondy merasa banyak menemukan inkonsistensi logika dalam agama warisan orang tuanya tersebut.
Akhirnya dalam proses pencarian jati diri, bertemulah dengan satu satunya agama samawi, agama yang sesuai dengan logika dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan.
Pria kelahiran Australia ini banyak belajar tentang islam dari allahu yarham Syekh Ahmad Deedad, guru dari Dr Zakir Naik dari Bharat atau India.
Semenjak menjadi bintang tamu di podcast Youtube dr Richard Lee, Pada hari minggu tanggal 3 desember 2023. Namanya mengangkasa menyentuh gumpalan gumpalan awan, menjadi buah bibir dunia maya.
Saat ini selain aktif memenuhi panggilan dakwah kemana mana, ia juga aktif dalam Yayasan Pembinaan Mualaf di Surabaya sana, nama yayasanya At Tauhid.
Pemateri kedua adalah Ust Ahmad Kainama, ia mantap mengucapkan dua kalimat syahadat setelah matang mempelajari puluhan Bibel yang tak sama.
Awalanya ia adalah pendeta taat pelayan Yesus, alumni Sekolah Theologi Menteng Jakarta Pusat, S2 Leiden Belanda dan S3 TNKH Haiva Palestina. Semua biaya pendidikan ditanggung oleh sebuah gereja protestan di Bogor Jawa Barat, tempat dimana sebelumnya sejak tahun 2005 ia menjadi pendeta (baca gembala).
Sepulang mengambil gelar doktornya, Ust Kai panggilannya, justru malah bergegas menuju Masjid Sunda Kelapa Menteng Jakarta Pusat bukan ke tempat lainnya. Karena selama menuntut ilmu di Haiva sana, semakin banyak ia melihat keanehan keanehan dalam agama nasrani.
Di Masjid Sunda Kelapa dengan mantap dan berurai air mata, Kainama mengucapkan dua kalimat syahadat, maka hilanglah segala macam dosa dan noda, bagaikan bayi yang baru lahir. Di masjid ini pula mendapatkan jodoh belahan jiwa, alumni kampus negeri ternama, Universitas Indonesia namanya.
Di masjid itu pula ia mendalami agama islam bertahun tahun, bekal menjaga keimanan dan modal utama menyadarkan keluarga serta yang lainnya, dari jalan kesesatan dunia akhirat.
Ust Kainama juga pernah berguru langsung mendalami agama islam di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, pada Gus Solah.
Mohon maaf bila tak layak & tak sopan
Menjura